BAB I
PENDAHULUAN
Kemiskinan merupakan problematika
kemanusiaan yang mendunia dan hingga kini masih menjadi isu sentral di belahan
bumi manapun. Selain bersifat laten dan aktual, kemiskinan adalah penyakit
sosial ekonomi yang tidak hanya dialami oleh negara-negara berkembang melainkan
juga negara maju seperti Inggris dan Amerika Serikat.
Di Negara Indonesia sendiri
kemiskinan dan kesenjangan pendapatan terdapat perbedaan yang sangat mencolok
antar warga negaranya. Hal ini semakin terlihat dengan status kemiskinan di
indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Kemiskinan dan kesenjangan
pendapatan menimbulkan berbagai perilaku negatif warga negaranya. Ketimpangan
yang besar dalam distribusi pendapatan (yang dimaksudkan dengan kesenjangan
ekonomi) dan tingkat kemiskinan (presentase dari jumlah populasi yang hidup di
bawah garis kemiskinan) merupakan dua masalah besar di banyak LDCs, tidak
terkecuali di Indonesia. Di katakan besar, karena jika dua masalah ini
berlarut-larut atau di biarkan akan semakin parah dampak yang akan terjadi.
Pada akhirnya akan menimbulkan konsekuensi politik dan sosial yang sangat
serius.
Pada hal ini penyusun mencoba
memaparkan kemiskinan di Negara Indonesia . Kemiskinan merupakan hal yang
kompleks karena menyangkut berbagai macam aspek seperti hak untuk
terpenuhinya pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan dan sebagainya.
Agar kemiskinan di Indonesia dapat menurun diperlukan dukungan dan kerja sama
dari pihak masyarakat dan keseriusan pemerintah dalam menangani masalah ini.
1.2 Perumusan
Masalah
Dalam tugas terstruktur kelompok
ini, penyusun membahas mengenai masalah kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
yang ada di Indonesia, adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam analisis
permasalahan adalah sebagai berikut :
- Apa yang menjadi masalah dasar
mengenai kemiskinan di Indonesia ?
- Apa yang menjadi penyebab dari
kemiskinan dan kesenjangan pendapatan?
- Apa yang menjadi dampak kemiskinan
di Indonesia ?
- Strategi – strategi dalam mengentas
kemiskinan
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dibuat makalah yang
membahas tentang kemiskinan dan kesenjangan pendapatan di Indonesia ini adalah
sebagai berikut:
1. Menumbuhkan kesadaran masyarakat
Indonesia yang mampu dalam hal materi agar ikut berperan serta untuk
mengentaskan kemiskinan dan kesenjangan pendapatan di Indonesia.
2. Memberikan informasi kepada
masyarkat Indonesia untuk menghadapi kemiskinan dan kesenjangan
pendapatan yang merupakan tantangan global dunia ketiga.
3. Untuk mengetahui sejauh mana upaya
yang dilakukan Pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan.
1.4 Manfaat
1.
Bagi penulis
Penulisan
makalah ini disusun sebagai salah satu pemenuhan tugas terstruktur dari mata
kuliah” Pengantar Ilmu Ekonomi”. Serta mampu menjadi sumber informasi bagi
masyarakat.
2.
Bagi pihak lain
Makalah
ini diharapakan dapat menambah referensi pustaka yang berhubungan dengan
permasalahan dan upaya penyelesaian kemiskinan dan kesenjangan pendapatan di
Indonesia.
1.5 Ruang
lingkup
Makalah mengambil sampel ruang
lingkup berupa masyarakat Indonesia secara menyeluruh.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Kemiskinan
2.1.1
Definisi
Kemiskinan
Definisi tentang
kemiskinan telah mengalami perluasan, seiring dengan semakin kompleksnya faktor
penyebab, indikator maupun permasalahan lain yang melingkupinya. Kemiskinan
tidak lagi hanya dianggap sebagai dimensi ekonomi melainkan telah meluas hingga
kedimensi sosial, kesehatan, pendidikan dan politik.
Menurut Badan Pusat
Statistik, kemiskinan adalah ketidakmampuan memenuhi standar minimum kebutuhan
dasar yang meliputi kebutuhan makan maupun non makan. Definisi dibuat
tergantung dari latar belakang dan tujuan, juga tergantung dari sudut mana
definisi tersebut ditinjaunya, untuk kepentingan apa definisi tersebut dibuat.
Biasanya definisi-definisi tersebut akan saling melengkapi antara yang satu
dengan yang lainnya.
Dilihat dari standar kebutuhan hidup yang layak / pemenuhan kebutuhan
pokok.
Golongan ini mengatakan bahwa kemiskinan
itu adalah tidak terpenuhnya kebutuhan-kebutuhan pokok/dasar disebabkan karena
adanya kekurangan barang-barang dan pelayanan –pelayanannya yang dibutuhkan
untuk memenuhi standar kebutuhan yang layak. Ini merupakan kemiskinan
absolut/mutlak yakni tidak terpenuhinya standar kebutuhan pokok/dasar.
Dari berbagai sudut pandang tentang pengertian kemiskinan ,pada dasarnya
bentuk kemiskinan dapat dikelompokkan menjadi tiga pengertian, yaitu :
1. Kemiskinan Absolut
Kemiskinan Absolut adalah sejumlah penduduk yang tidak
mampu mendapatkan sumber daya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar.
2. Kemiskinan Relatif
Seseorang yang tergolong miskin relatif sebenarnya
telah hidup diatas garis kemiskinan namun masih berada dibawah kemampuan
masyarakat disekitarnya.
3. Kemiskinan Kultural
Kemiskinan Kultural berkaitan erat dengan sikap
seseorang atau sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki
tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari pihak lain yang membantunya.
2.1.2
Garis
Kemiskinan
Garis kemiskinan atau batas
kemiskinan adalah tingkat minimum pendapatan yang dianggap perlu dipenuhi untuk memperoleh standar
hidup yang mencukupi di suatu negara. Dalam
praktiknya, pemahaman resmi atau umum masyarakat mengenai garis kemiskinan (dan
juga definisi kemiskinan) lebih tinggi
di negara maju daripada di negara
berkembang.
Hampir setiap masyarakat memiliki rakyat yang hidup dalam
kemiskinan. Garis kemiskinan berguna sebagai perangkat ekonomi yang dapat
digunakan untuk mengukur rakyat miskin dan mempertimbangkan pembaharuan
sosio-ekonomi, misalnya seperti program peningkatan kesejahteraan dan asuransi pengangguran untuk menanggulangi kemiskinan.
2.1.3
Faktor - faktor Penyebab Kemiskinan
Yang menyebabkan
kemiskinan bisa terjadi, yaitu :
1. Kemiskinan alamiah.
Kemiskinan alamiah terjadi akibat sumber daya alam
yang terbatas,penggunaan teknologi yang rendah,dan bencana alam.
2. Kemiskinan buatan.
Kemiskinan ini terjadi karena lembaga-lembaga yang ada
di masyarakat membuat sebagian anggota masyarakat tidak mampu menguasai sarana
ekonomi dan berbagai fasilitas lain yang tersedia hingga mereka tetap miskin.
Selain itu,penyebab kemiskinan di negara Indonesia adalah :
1. Laju Pertumbuhan Penduduk.
Pertumbuhan penduduk Indonesia terus menigkat di
setiap 10 tahun menurut hasil sensus penduduk. Meningkatnya jumlah penduduk
membuat Indonesia semakin terpuruk dengan keadaan ekonomi yang belum mapan. Jumlah
penduduk yang bekerja tidak sebanding dengan jumlah beban ketergantungan.
Penghasilan yang minim ditambah dengan banyaknya beban ketergantungan yang
harud ditanggung membuat penduduk hidup di bawah garis kemiskinan.
2. Angkatan Kerja, Penduduk yang Bekerja
dan Pengangguran.
Secara garis besar penduduk suatu negara dibagi
menjadi dua yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Yang tergolong tenaga
kerja ialah penduduk yang berumur didalam batas usia kerja. Batasan usia kerja
berbeda-beda disetiap negara yang satu dengan yang lain. Batas usia kerja yang
dianut oleh Indonesia ialah minimum 10 tahun tanpa batas umur maksimum. Jadi
setiap orang atau semua penduduk kesenjangan dikatakan lunak,distribusi
pendapatan nasional dikatakan cukup merata.
3. Tingkat pendidikan yang rendah.
Rendahnya kualitas penduduk juga merupakan salah satu
penyebab kemiskinan di suatu negara. Ini disebabkan karena rendahnya tingkat
pendidikan dan tingkat pengetahuan tenaga kerja. Untuk adanya perkembangan
ekonomi terutama industry, jelas sekali dibutuhkan lebih banyak tenaga kerja
yang mempunyai skill atau paling tidak dapat membaca dan menulis.
4. Kurangnya perhatian dari pemerintah.
Pemerintah yang kurang peka terhadap laju pertumbuhan
masyarakat miskin dapat menjadi salah satu faktor kemiskinan. Pemerintah tidak
dapat memutuskan kebijakan yang mampu mengendalikan tingkat kemiskinan di
negaranya.
Faktor lain yang masih memperlambat pencapaian penurunan kemiskinan sebagai
berikut :
a.
Belum meratanya program
pembangunan,khususnya di pedesaan,luar Pulau Jawa,daerah terpencil,dan daerah
perbatasan. Sekitar 63.5% penduduk miskin hidup di daerah pedesaan. Kemiskinan
diluar Pulau Jawa termasuk Nusa Tenggara, Maluku dan Papua juga lebih
tinggi dibandingkan di Pulau Jawa. Oleh karena itu, upaya penanganan kemiskinan
seharusnya lebih difokuskan di daerah-daerah tersebut.
b.
Masih terbatasnya akses masyarakat
miskin terhadap pelayanan dasar.
c.
Masih besarnya jumlah penduduk yang
rentan untuk jatuh miskin,baik karena guncangan ekonomi,bencana alam,dan juga
akibat kurangnya akses terhadap pelayanan dasar dan sosial.
d.
Kondisi kemiskinan sangat dipengaruhi
oleh fluktuasi harga kebutuhan pokok. Sehubungan dengan itu ,upaya
penanggulangan kemiskinan melalui stabilitas harga kebutuhan pokok harus
dilakukan secara komprehensif dan terpadu. Hal ini bertujuan agar
penanggulangan kemiskinan,baik di perdesaan maupun perkotaan dapat berjalan
secara efektif dan efisien.
2.1.4
Dampak Kemiskinan dan Cara Mengatasinya.
Kemiskinan merupakan suatu fenomena yang sering ditemui, entah itu di
negara maju atau pun di negara berkembang seperti Indonesia. Banyaknya masalah
kemiskinan di Indonesia itu tentunya disebabkan oleh beberapa faktor pemicu.
Dari faktor pemicu inilah akan tercipta suatu dampak kemiskinan.
Dampak dari kemiskinan terhadap masyarakat umumnya begitu banyak dan
kompleks yaitu :
1. Pengangguran
Karena tidak bekerja dan tidak memiliki penghasilan mererka tidak mampu
memenuhi kebutuhan pangannya. Secara otomatis pengangguran telah menurunkan
daya saing dan beli masyarakat. Sehingga,akan memberikan dampak secara langsung
terhadap tingkat pendapatan,nutrisi,dan tingakt pengeluaraan rata-rata.
2. Kekerasan
Sesungguhnya kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini efek dari pengangguran.
Karena seseorang tidak mampu lagi mencari nafkah melalui jalan yang benar dan
halal. Ketika tidak ada lagi jaminan bagi seseorang dapat bertahan dan menjaga
keberlangsungan hidupnya maka jalan pintas pun dilakukan,seperti
merampok,menodong,mencuri atau menipu ( dengan cara mengintimidasi orang lain)
didalam kendaraan umum.
3. Pendidikan
Tingkat putus sekolah yang tinggi merupakan fenomena yang terjadi dewasa
ini.Mahalnya biaya pendidikan membuat masyarakat miskin tidak dapat lagi
menjangkau dunia sekolah atau pendidikan. Mereka tidak dapat menjangkau dunia
pendidikan yang sangat mahal itu. Sebab mereka begitu miskin. Untuk makan satu
kali sehari saja mereka sudah kesulitan. Tingginya tingkat putus sekolah
berdampak pada rendahnya tingkat pendidikan seseorang. Dengan begitu akan
mengurangi kesempatan seseorang mendapatkan pekerjaan yang lebih layak.
4. Kesehatan
Seperti kita ketahui,biaya pengobatan sekarang sangat mahal. Hampir setiap
klinik pengobatan apalagi rumah sakit swasta besar menerapkan tarif atau ongkos
pengobatan yang biayanya melangit. Sehingga ,biayanya tak terjangkau oleh
kalangan miskin.
5. Konflik sosial bernuasa SARA
Tanpa bersikap munafik konflik SARA muncul akibat
ketidakpuasan dan kekecewaan atas kondisi miskin yang akut. Hal ini menjadi
bukti lain dari kemiskinan yang kita alami. M Yudhi Haryono menyebut akibat
ketiadaan jaminan keadilan”keamanan” dan perlindungan hukum dari
negara,persoalan ekonomi-politik yang obyektif disublimasikan ke dalam
bentrokan identitas yang subjtektif.
Terlebih lagi fenomena bencana alam yang kerap melanda negeri ini yang
berdampak langsung terhadap meningkatnya jumlah orang miskin. Kesemuanya
menambah deret panjang daftar kemiskinan. Dan, semuanya terjadi hampir merata
di setiap daerah di Indonesia ,baik di pedesaan maupun di perkotaan.
Pada prinsipnya, pemerintah dalam program pembangunannya telah menjadikan
kemiskinan sebagai salah satu fokus utamanya.
Program umum pemerintah sendiri adalah program pembangunan yang berfokus
pada pengentasan kemiskinan, peningkatan pertumbuhan ekonomi dan perluasan lapangan
kerja.
Banyak kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk dapat mengatasi
berbagai macam masalah kemiskinan, antara lain adalah sebagai berikut :
1. Kebijakan tidak langsung
Kebijakan tidak langsung diarahkan pada penciptaan
kondisi yang menjamin kelangsungan setiap upaya penanggulangan kemiskinan.
Kondisi yang dimaksudkan antara lain adalah suasana sosial politik yang
tentram, ekonomi yang stabil dan budaya yang berkembang.
2. Kebijakan langsung
Kebijakan langsung diarahkan kepada peningkatan peran
serta dan produktifitas sumber daya manusia ,khususnya golongan masyarakat
berpendapatan rendah. Melalui penyediaan kebutuhan dasar seperti sandang,pangan
dan papan, kesehatan dan pendidikan, serta pengembangan kegiatan – kegiaatan
sosial ekonomi yang berkelanjutan untuk mendorong kemandirian golongan
masyarakat yang berpendapatan rendah.
Selain dari pihak pemerintah, dari pihak masyarakaat yang bersangkutan pun
juga mengatasi kemiskinan di negeri ini ,langkah-langkah tersebut adalah :
1. Usaha individu
Seseorang boleh berusaha untuk menyelesaikan maslah
kemiskinan yang dihadapinya oleh dirinya. Pada lazimnya seseorang itu dapat
mengatasi kemiskinan dirinya dengan cara penerusan pendidikan ke jenjang yang
tinggi.
2. Penyedekahan
Penyedekahan merupakan saru cara yang baik untuk
membantu golongan termiskin dalam masyarakat . Tetapi ia tidak dapat mengatasi
masalah kemiskinan secara keseluruhan
3. Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi dengan cara penambahan
barang-barang dan perkhidmatan yang ditawarkan dalam pasaran di sebuah negara,
pembangunan ekonomi merupakan cara yang paling berkesan untuk mengatasi masalah
kemiskinan.
4. Pembangunan Masyarakat
Pembangunan masyarakat dengan cara memberdayakan masyarakat dengan memberikan edukasi terhadap masyarakat agar mampu mengelola dirinya sendiri dan daerah nya dengan lebih baik. masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperi kepercayaan diri, menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharia, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas tugas kehidupan. berbagai hal dapat dilakukan untuk memberdayakan masyarakat seperti mengajarkan berwirausaha, diajarkan untuk mengelola keuangan keluarga dengan baik dan benar, dsb.
Pembangunan masyarakat dengan cara memberdayakan masyarakat dengan memberikan edukasi terhadap masyarakat agar mampu mengelola dirinya sendiri dan daerah nya dengan lebih baik. masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperi kepercayaan diri, menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharia, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas tugas kehidupan. berbagai hal dapat dilakukan untuk memberdayakan masyarakat seperti mengajarkan berwirausaha, diajarkan untuk mengelola keuangan keluarga dengan baik dan benar, dsb.
5. Pasaran Bebas
Jika ada pembangunan ekonomi ada pula pengurangan
kemiskinan. Jika KDNK tumbuh dengan 1% kemiskinan akan dikurangi dengan lebih
kurang 1%.
Selain dengan cara –cara diatas , kemiskinan juga dapat diatasi dengan cara
sebagai berikut :
1. Bantuan kemiskinan atau membantu secara
langsung kepada orang miskin.
Ini telah menjadi bagian pendekatan dari masyarakat
Eropa sejak zaman pertengahan.
2. Bantuan terhadap keadaan individu.
Banyak macam kebijakan yang dijalankan untuk mengubah
situasi orang miskin berdasarkan perorangan termasuk hukuman, pendidikan, kerja
sosial, pencarian krja, dan lain-lain.
3. Persiapan bagi yang lemah .
Daripada memaberikan bantuan secara langsung kepada
orang miskin ,banyak negara sejahtera menyediakan bantuan untuk orang yang
dikategorikan sebagai oran g yang lebih miskin, seperti orang tua atau orang
dengan ketidakmampuan , atau keasdaan yang membuat orang miskin, seperti
kebutuhan akan perawatan kesehatan.
Rendahnya beberapa faktor di atas menyebabkan rendahnya aktivitas ekonomi
yang dapat dilakukan oleh masyarakat. Dengan rendahnya aktivitas ekonomi yang
dapat dilakukan berakibat pada rendahnya produktivitas dan pendapatan yang
diterima yang pada gilirannya pendapatan tersebut tidak mampu memenuhi
kebutuhan fisik minimum yang menyebabkan terjadinya proses kemiskinan.
2.1.5
Data Statistik Kemiskinan Terbaru
Ø
Persentase penduduk
miskin pada September 2018 sebesar 9,66 persen menurun 0,16 persen poin
terhadap Maret 2018 dan menurun 0,46 persen poin terhadap September 2017.
Ø
Jumlah penduduk miskin
pada September 2018 sebesar 25,67 juta orang menurun 0,28 juta orang terhadap
Maret 2018 dan menurun 0,91 juta orang terhadap September 2017.
Ø
Persentase penduduk
miskin di daerah perkotaan pada Maret 2018 sebesar 7,02 persen, turun menjadi
6,89 persen pada September 2018. Sementara persentase penduduk miskin di daerah
perdesaan pada Maret 2018 sebesar 13,20 persen, turun menjadi 13,10 persen pada
September 2018.
Ø
Dibanding Maret 2018
jumlah penduduk miskin September 2018 di daerah perkotaan turun sebanyak 13,1
ribu orang (dari 10,14 juta orang pada Maret 2018 menjadi 10,13 juta orang pada
September 2018). Sementara itu daerah perdesaan turun sebanyak 262,1 ribu orang
(dari 15,81 juta orang pada Maret 2018 menjadi 15,54 juta orang pada September
2018).
Ø
Garis Kemiskinan pada
September 2018 tercatat sebesar Rp 410.670,- /kapita/bulan dengan komposisi
Garis Kemiskinan Makanan sebesar Rp 302.022,- (73,54 persen) dan Garis
Kemiskinan Bukan Makanan sebesar Rp 108.648,- (26,46 persen).
Ø
Pada September 2018
secara rata-rata rumah tangga miskin di Indonesia memiliki 4,63 orang anggota
rumah tangga. Dengan demikian besarnya Garis Kemiskinan per rumah tangga miskin
secara rata-rata adalah sebesar Rp 1.901.402,-/rumah tangga miskin/bulan.
2.2.
Kesenjangan Pendapatan
2.2.1
Definisi
Kesenjangan Pendapatan
Kesenjangan pendapatan
yang terjadi di Indonesia sangat terlihat jelas, dari istilah yang kayak
semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Hal ini sangat berdampak pada
pendapatan tersebut tidak cukup hanya bicara mengenai subsidi modal terhadap
kelompok miskin maupun peningkatan pendidikan ( ketrampilan ) tenaga kerja di
Indonesia. Lebih penting dari itu ,persoalan yang terjadinya sesungguhnya
adalah akibat kebijakan pembangunan ekonomi yang kurang tepat dan bersifat
struktural.
Kesenjangan pendapatan adalah menggambarkan
distribusi pendapatan masyarakat di suatu daerah atau wilayah pada waktu
tertentu.
Kaitan Kemiskinan dengan Kesenjangan
Pendapatan, ada beberapa pola, yaitu :
a.
Semua anggota masyarakat mempunyai income tinggi ( tak ada
miskin) tetapi ketimpangan pendapatannya tinggi.
b.
Semua anggota masyarakat mempunyai income tinggi ( tak ada
miskin) tetapi ketimpangan pendapatannya rendah ( ini yang paling baik).
c.
Semua anggota masyarakat mempunyai income rendah ( semuanya
miskin) tetapi ketimpangan pendapatannya tinggi.
d.
Semua anggota masyarakat mempunyai income yang rendah (semuanya
miskin) tetapi ketimpangan pendapatannya rendah.
e.
Tingkat income masyaraka bervariasi ( sebagian miskin,sebagian
tidak miskin)tetapi ketimpangan pendapatannya tinggi.
f.
Tingkat income masyarakat bervariasi (sebagian miskin, sebagian
tidak miskin)tetapi ketimpangan pendapatannya rendah
2.2.2
Faktor-faktor
penyebab Kesenjangan Pendapatan
Masalah
kesenjangan pendapatan tidak hanya dihadapi oleh negara sedang berkembang,
namun negara maju sekalipun tidak terlepas dari permasalahan ini.
Perbedaannya terletak pada proporsi
atau besar kecilnya tingkat ketimpangan yang terjadi, serta tingkat kesulitan
mengatasinya yang dipengaruhi oleh luas wilayah dan jumlah penduduk.
Untuk
mencapai tujuan meningkatkan distribusi pendapatan adalah adanya pelaksanaan
pembangunan ekonomi, Suryono (2000) menyatakan bahwa pembangunan ekonomi
merupakan suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk atau suatu masyarakat
meningkat dalam jangka panjang.
Menurut
Tadoro (2006) bahwa dalam mengukur distribusi pendapatan diukur dari 2 ukuran
pokok yaitu distribusi pendapatan pribadi atau distribusi pendapatan personal
dan distribusi fungsional yang mempertimbangkan individu sebagai totalitas yang
terpisah pisah, yang menggambarkan penerimaan pendapatan penduduk yaitu 40%
penduduk pendapatannya paling rendah, 40% penduduk pendapatanya menengah, 20%
penduduk menerima pendapatan nya yang paling tinggi.
Ketimpangan
pendapatan merupakan masalah perbedaan pendapatan antara masyarakat atau daerah
maju dengan daerah yang tertinggal. Semakin besar jurang pendapatan maka
semakin besar pula variasi dalam distribusi pendapatan akan menyebabkan
disparitas pendapatan. Hal tersebut tidak dapat dihindari karena adanya efek
perembesan kebawah (trickle down effect) dari output secara sempurna. Hasil
output nasional hanya dinikmati oleh segelintir golongan minoritas dengan
tujuan tertentu (Musfidar, 2012)
Beberapa ukuran yang sering
digunakan antara lain :
1) Indeks
Gini
2) Indeks
Theil
3) Ukuran
ketimpangan dari bank dunia
Faktor penyebab
terjadinya ketimpangan pendapatan :
1. Pertumbuahan
penduduk yang tinggi yang mengakibatkan penurunan pendapatan perkapita
2. Inflasi
dimana pendapatan uang bertambah tetapi tidak diikuti secara proposional dengan
tambahan produksi barang barang
3. Ketidakmerataan
pembangunan antar daerah
4. Investasi
yang sangat banyak dalam proyek proyek padat modal sehingga persentase
pendapatan modal kerja tambah besar dibandingkan dengan persentase pendapatan
yang berasal dari kerja sehingga pengangguran bertambah
5. Rendahnya
mobilitas sosial
6. Pelaksanaan
kebijakan industri subsitusi impor yang mengakibatkan kenaikan harga harga
barang hasil industri untuk melindungi usaha usaha golongan kapitalis
7. Memburuknya
nilai tukar bagi negara negara yang sedang berkembang dalam perdagangan dengan
negara negara maju, sebagai akibat dari ketidak elastisan permintaan negara
negara maju terhadap barang barang ekspor NSB
8. Hancurnya
industri kerajinan rakyat seperti pertukangan, industri rumah tangga, dll.
2.2.3
Dampak
Kesenjangan pendapatan
Adapun dampak dari kesenjangan
pendapatan antara lain :
1. Kemiskinan
yang semakin bertambah di daerah daerah yang memiliki pendapatan rendah
2. Pertumbuhan
ekonomi sulit dicapai
3. Pembangunan
antar daerah sulit disamaratakan
2.2.4
Strategi
mengatasi kesenjangan pendapatan
Untuk mengatasi adanya kesenjangan
pendapatan, diperlukannya upaya upaya seperti hal nya dalam mengatasi
kemiskinan, yaitu antara lain :
1. Subsidi
modal terhadap kelompok miskin
2. Peningkatan
pendidikan dan keterampilan tenaga kerja terutama pada daerah daerah pedalaman
3. Menciptakan
strategi pembangunan yaitu moderenisasi pertanian dengan melibatkan sektor
industri sebagai unit pengolahnya
4. Menciptakan
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan membuat suatu jaringan pengamanan sosial
untuk penduduk miskin yang sama sekali tidak mampu untuk mendapatkan keuntungan
– keuntungan dari pertumbuhan ekonomi dan perkembangan SDM akibat dari
ketidakmampuan fisik dan mental, bencana alam, konflik sosial, dan terisolasi
secara fisik
5. Memperhatikan
pertumbuhan ekonomi yang lebih berkualitas khususnya pertumbuhan ekonomi yang
bisa meningkatkan sektor padat karya, industri dan pertanian karena hal
tersebut dapat menciptaka lapangan kerja baru sehingga dapat mengurangi
pengangguran.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Kemiskinan
adalah suatu keadaan dimana ketidakmampuan
seseorang dalam memenuhi kebutuhan dasar hidup seperti sandang, pangan, dan
papan
Masalah
kemiskinan di Indonesia memang sangat rumit untuk dipecahkan karena kurangnya
kerjasama antara pemerintah, masyarakat dan juga pihak terkait yang seharusnya
bisa menyelesaikan masalah kemiskinan di Indonesia. Namun, bukan berarti
masalah kemiskinan di Indonesia tidak bisa di selesaikan.
Upaya penurunan tingkat kemiskinan
sangat bergantung pada pelaksanaan dan pencapaian pembangunan di berbagai
bidang. Oleh karena itu, agar pengurangan angka kemiskinan dapat tercapai,
dibutuhkan sinergi dan koordinasi program-program pembangunan di berbagai
sektor,terutama program yang menyumbang langsung penurunan kemiskinan.
Meskipun
demikian, masalah kemiskinan sampai saat ini terus-menerus menjadi masalah yang
berkepanjangan.
3.2
Saran
Dalam
menghadapi kemiskinan di era globalisasi ini, diperlukan usaha usaha yang lebih
kreatif, inovatif dan eksploratif. Selain itu, globalisasi membuka peluang
untuk masyarakat dapat mengeksplorasi diri agar lebih baik lagi, disini peran
pemerintah sangat dibutuhkan untuk terus memberikan pelatihan pelatihan untuk
meningkatkan kualitas SDM, kualitas SDM yang bagus akan membuka peluang-peluang
lapangan kerja baru yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar